AIR TERJUN COBAN RONDO
A.
SELAYANG
PANDANG AIR TERJUN CUBAN RONDO
Wanawisata Air
Terjun coban Rondo terletak di Desa Pondesari, Kec. Pujon, Kota Batu Malang
berada di ketinggian 1200 meter dpl (diatas permukaan laut), dengan suhu
rata-rata sekitar 22 derajad Celcius. Aliran airnya berasal dari Sumber Cemoro
Dudo, dengan debit 90 liter per detik pada musim kemarau dan menjadi 150 liter
per detik pada musim hujan.
Coban Rondo
ditetapkan sebagai agrowisata, mengingat kegiatan pertanian dikawasan ini
memiliki banyak pesona, seperti pembudidayaan sayur-sayuran, buah-buahan, dan
tanaman hias. Selanjutnya kawasan Air Terjun Coban Rondo dikembangkan menjadi
agroekowisata sebagai upaya yang mengarah pada usaha produktif dan komersial,
tanpa mengurangi pesona wisata dan mengesamping kan ekologi sumber daya
alamnya.
Potensi
lainnya berupa Gua Saru dan Tapan, berada dikanan-kiri air terjun. Sebenarnya
ada yang lebih menarik lagi, Diatas air terjun Coban Rondo ini terdapat Coban
Manten (1.300 meter dpl) yang bisa ditempuh melalui bumi perkemahan, dengan
jarak sekitar 4 km. Dinamakan Coban Manten karena ada dua air terjun yang
berdiri sejajar layaknya pasangan pengantin di pelaminan. Tinggi airnya
mencapai 85 meter, namun obyek ini biasanya hanya dikunjungi para pendaki gunung
karena jalannya yang sulit, menanjak dan melewati semak belukar.
Sedikit naik
diatas Coban Manten terdapat Hutan Cemara Kendang (1.400 meter dpl). Di
kalangan warga masyarakat setempat, kawasan ini dikenal sebagai hutan Lali
Jiwo. Seperti halnya Coban Manten, kawasan ini juga sering dikunjungi para
pendaki gunung karena jalannya yang berkelok-kelok. Keunikan Coban Rondo dengan
segala misterinya memang menjadi daya pikat tersendiri bagi wisatawan asing
maupun wisatawan lokal bahkan para pejiarah untuk mengunjunginya.
B. SEJARAH TERBENTUKNYA AIR TERJUN COBANRONDO
Sesuai
geologi, air terjun Cuban Rondo terbentuk karena aktivitas erosif dari aliran
air, mengalir diatas lapisan batuan bervariasi dari yang memiliki tingkat yang
berbeda dari erosi. Mari kita membahas tentang dua konsekuensi erosi, sebuah
aliran air melintasi di atas lapisan batuan lembut akan memiliki tingkat lebih
tinggi erosi, dibandingkan dengan daerah lain dengan lapisan hard rock. Selama
periode waktu, proses erosi lanjut terus mengikis batuan lunak, sehingga dalam
steepening dari aliran air di luar lapisan batuan keras.
Dalam kondisi seperti ini,
tingkat erosi tanah juga dipercepat karena steepening efek dan peningkatan
kecepatan aliran air tersebut. Akhirnya, kecuraman dari kenaikan aliran air dan
tahap datang di mana lereng menjadi hampir vertikal dan / atau benar-benar
vertikal, menyebabkan pembentukan air terjun Cuban Rondo. Dasar di mana air
terjun tanah, disebut kolam renang.
Ketinggian air terjun meningkat,
seperti aliran air terus memotong batuan lunak. Hal ini juga mengamati bahwa
lapisan batu yang lunak langsung di bawah bebatuan keras melemahkan. Dalam
beberapa kasus, aliran air tidak memiliki kontak dengan dinding tebing. Hard
rock menjorok menjadi tidak stabil karena proses meremehkan, dimana mungkin
runtuh dan mundur kembali.
C. EKOSISTEM AIR TERJUN COBAN RONDO
Air terjun Coban Rondo
termasuk kedalam ekosistem air tawar karena air yang mengalir pada air terjun
tersebut adalah air tawar
a.
Ekosistem air tawar dibedakan menjadi dua, yaitu:
Ø Ekosistem air
tenang (lentik) misalnya:
danau, rawa.
Ø Ekosistem air mengalir (lotik) misalnya: sungai,
air terjun.
b.
Ciri-ciri
ekosistem air tawar:
Ø
Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih
rendah dari kadar garam protoplasma organisme akuatik.
Ø
Variasi suhu sangat rendah.
Ø
Penetrasi cahaya matahari kurang.
Ø
Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
- Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di
air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru
dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti
sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea
gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan
rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan
osmosis lingkungan atau isotonis.
- Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar
dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air
tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan
osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem
ekskresi, insang, dan pencernaan.
Hewan yang selalu hidup di air mempunyai
cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar garam rendah.
Pada ikan dimana kadar
garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai cara beradaptasi
sebagai berikut:
- Sedikit minum,
sebab air masuk ke dalam tubah secara terus-menerus melalui proses osmosis.
- Garam dari dalam
air diabsorbsi melalui insang secara aktif
- Air diekskresikan
melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan melalui insang dan saluran pencernaan.
- Habitat air tawar merupakan perantara
habitat laut dan habitat darat. Penggolongan m air dapat berdasarkan
aliran energi dan kebiasaan hidup.
D. FLORA DAN FAUNA YANG ADA DI COBAN
RONDO
Berikut
ini adalah beberapa jenis-jenis flora
yang ada di Coban Rondo
1. Bunga
Torompet
Ø Klasifikasi
bunga terompet
Bunga
terompet umumnya memang berwarna kuning. Namun seiring berkembangnya jaman,
bunga terompet diperbanyak dengan cara penyilangan atau stek dan dapat
menghasilkan bunga terompet berwarna putih, ungu, merah muda bahkan orange
seperti yang ada pada gambar di atas.
Bunga Terompet dapat tumbuh dan mekar pada
setiap tahun, pada tanaman yang dapat tumbuh hingga lebih dari 2 meter. Tangkai
bunga ini berwarna hijau muda dan mempunyai
daun yang agak kasar. Warna kuning pada bunga Terompet
sangat cerah. Bentuk bunganya sendiri mencapai ukuran diameter 5
sampai 7, 5 cm.
Ø Manfaat
bunga terompet
Bunga ini
selain cantik juga memiliki manfaat yang lain. Kita dapat menggunakan akar,
daun dan bunga Terompet
sebagai bahan untuk obat-obatan. Sedangkan getahnya yang berwarna putih dapat
dijadikan sebagai obat penyakit kanker dan pencegah kuman atau bakteri.
2. Pohon
Damar
Pohon damar
merupakan anggota genus Agathis yang terdapat di dalam famili Araucariaceae.
Famili tersebut telah hidup sejak zaman purba dan saat ini hanya memiliki tiga
spesies yang masih bertahan hidup yaitu Araucaria, Agathis, dan Wollemia.
Beberapa spesies Agathis (termasuk spesies dari dua genus
lainnya) merupakan tumbuhan khas belahan bumi selatan seperti Australia,
Selandia Baru, dan Kepulauan Hawaii bagian selatan. Spesies Agathis yang lebih
sering dikenal dengan damar-damaran ini telah lama digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk keperluan hasil hutannya yang berupa kayu dan getah.
Ø
Ciri – Ciri pohon Damar adalah :
·
Berbatang tinggi tegak
·
Dauunya berwarna hijau yang rimbun
·
Pohon ini sering dijadikan tanaman penghijauan
Ø
Manfaat dari Pohon Damar adalah :
Kayu damar dapat digunakan untuk industri kertas dan
furniture, sementara itu getahnya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelitur. Akan tetapi,
selain fungsinya sebagai tanaman ”paru-paru kota” dan komoditas penting untuk
hasil hutannya, pohon damar juga mulai dijadikan obat anti Alzheimer.
3. Pohon
Dadap
Dadap
adalah Sejenis pohon yang tergolong dalam suku Fabaceae, yang kerap digunakan
sebagai pagar hidup dan peneduh.
Ø Jenis –
jenis dadap antara lain :
·
Dadap Ayam
·
Dadap Laut
·
Dadap Blendung
·
Galala Itam
·
Dalungdung
Ø Ciri –
Ciri Pohon Dadap adalah :
·
Berukuran mencapai 15 – 20 m dan gemang 50 – 60
cm
·
Bagian kulit batang yang masih muda dan halus
bergaris – garis vertical hijau dan abu – abu, coklat muda atau keputihan
·
Batang biasanya dengan duri - duri tempel kecil
( 1- 2 mm ) yang berwarna hitam.
·
Tajuknya serupa paying atau membulat renggang
menggugurkan daun di musim kemarau
·
Daun majemuk beranak
daun tiga, hijau hingga hijau muda, poros daun dengan tangkai panjang 10–40 cm.
Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk belah ketupat dengan
ujung tumpul; anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9-25 × 10-30 cm
·
Bunga pohon dadap tersusun dalam tandan berbentuk
kerucut di samping ujung rantai yang gundul, biasanya muncul ketika daun
berguguran,
Ø Kegunaan Pohon Dadap
adalah :
Dadap
kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun-kebun kopi dan kakao,
atau pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, panili,
atau umbi gadung. Juga baik digunakan sebagai tiang-tiang pagar
hidup. Tanaman ini menghasilkan kayu ringan (BJ 0,2-0,3),
lunak dan berwarna putih, yang baik untuk membuat pelampung, peti-peti
pengemas, pigura, dan mainan anak. Kayunya juga merupakan bahan pulp,
namun kurang baik digunakan sebagai kayu api karena banyak berasap.
4. Asplenium Adiatumningrum
·
Klasifikasi tanaman Aspenium Adiatumningrum
Asplenium
adiantum-ningrum ini ditemukan menempel atau epift pada batu
yang terletak di sekitar sungai dekat dengan pintu masuk ke air terjun Coban
Rondo. Tanaman paku ini merupakan tanaman semak. Pengamatan ini mendapat Asplenium Adiantum-ningrum yang menempel atau epifit ke
batu-batuan. Spleenwort ini memiliki
tebal, pisau daun segitiga hingga 10 sentimeter panjang yang dibagi menjadi
segmen-segmen dibagi beberapa.Hal ini ditanggung pada tangkai daun hijau
kemerahan dan malai yang mengkilap dan sedikit berbulu.
·
Manfaat
tanaman ini adalah :
Warga pada tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan yang dapat
ditempatkan di atas pohon, di pot atau dapat ditempel ke batuan.
5. Nephrolepis
Falcata
·
Klasifikasi tumbuhan Nephrolegis Falcate adalah
:
Berdasarkan
pengamatan terhadap Tanaman paku dapat diketahui bahwa paku ini merupakan
tanaman herba. stipes berbentuk bulat, silindris panjang 10-25 cm. Daun
tunggal,menyirip yang luas berbentuk lanset panjang 35-120 cm dan 9-11 cm
lebar dan kemiringan ke arah atas tapi sedikit menuju pangkal. Daun berwarna
hijau dengan ujung meruncing, tepi daun bergerigi. Memiliki rimpang tegak
pendek yang ditutupi dengan sisik coklat tua, memproduksi stolons benang
panjang dari tanaman muda yang muncul sepanjang panjangnya. Sori,
berbentuk bulat, terletak di permukaan bawah daun.
·
Manfaat tumbuhan ini adalah :
Nephrolepis falcata memiliki penggunaan gizi
di mana daun tersebut direbus dan dimakan sebagai sayuran dan akar ditumbuk
untuk tepung. Selain itu, beberapa bagian pakis dimanfaatkan sebagai obat
tradisional di daerah tertentu untuk pengobatan bisul, luka, luka dan luka. Tanaman
penyerap paling efektif untuk formaldehid. Sebagai bahan pembuat obat cacing.
Dapat mengobati kanker perut.
6. Bayam
Merah
Ø Ada
3 varietas bayam yaitu :
·
Bayam Biasa
·
Bayam merah ( Blitum Rubrum ), yang
batangnya dan daunnya berwarna merah dan
·
Bayam putih ( Blitum Album ), yang daunnya dan
batangnya berwarna hijau keputih – putihan.
Tetapi ada juga bayam lainnya misalnya, Bayam duri, bayam kakap,
bayam kotok atau tahah.
Ø Khasiat dari bayam adalah :
Dapat meningkatkan
kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai
obat disentri. Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk
melancarkan proses buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes
mellitus), kolesterol, darah tinggi dan menurunnya berat badan. Infus daun
bayam merah 30% per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, hemoglobin dan
hematokrit kelinci yang dibuat anemia secara nyata
Ø Manfaat dari bayam adalah :
Dapat meningkatkan kerja ginjal dan
melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri.
Bayam termasuk sayuran berserat yang dapat digunakan untuk melancarkan proses
buang air besar. Makanan berserat sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
penderita kanker usus besar, penderita kencing manis (diabetes mellitus),
kolesterol, darah tinggi dan menurunnya berat badan. Infus daun bayam merah 30%
per oral dapat meningkatkan kadar besi serum, hemoglobin dan hematokrit kelinci
yang dibuat anemia secara nyata.Daun bayam digunakan untuk memebersihkan darah
sehabis bersalin, memperkuat akar rambut, tekanan darah rendah, kurang darah
(anemia) dan gagal ginjal. Akar digunakan untuk pengobatan disentri
7. Pohon
Pinus
Ø
Ciri – Ciri pohon pinus adalah :
·
Merupakan pohon besar dengan batang tegak yang
sangat besar, mencapai tinggi 30-80 m.
·
Pohon-pohon ini kebanyakan bersifat dioecious,
runjung jantan dan betina berada pada pohon yang terpisah, meskipun kadang ada
individu yang monoecious (junjung jantan dan betina dalam satu pohon) atau
berganti kelamin sewaktu-waktu. Runjung betina biasanya berada tinggi di atas
pohon, berbentuk bulat, dan beragam ukurannya antar spesies dari diameter 7-25
cm . Runjung-runjung itu mengandung 80-200 biji besar yang dapat dimakan,
seperti kacang pinus meski lebih besar. Runjung jantan lebih kecil dengan
panjang 4-10 cm, bentuk silindris sempit hingga lebar, lebarnya 1,5-5 cm.
Ø
Manfaat Pohon pinus
·
Getah
pohon pinus mempunyai nilai ekonomis
tinggi di banding bagian pohon lainnya.Pohon Pinus di anggap produktif kalau
sudah berumur sekitar 10 sampe 15 tahun namun itu masih belum maksimal tapi
sudah bisa di hasilkan getah yang bagus walaupun hasilnya tidak begitu banyak.
·
Serbuk bunga pinus adalah sel pertumbuhan inti
bunga pohon pinus, merupakan ekstrak pohon pinus, mengandung gizi yang kaya,
dengan menyatukan unsur kehidupan yang berjumlah besar, termasuk berbagai
protein, asam amino, mineral, enzim dan tambahan enzim, asam nukleat,
flavonoid, gula tunggal, poli-sakarida, dll., semuanya berjumlah lebih dari 200
jenis, dapat memberi suplemen yang menyeluruh, mengimbangkan gizi yang
diperlukan tubuh, dan mempunyai nilai pemeliharaan kesehatan yang sangat
tinggi, disebut sebagai “ekstrak pinus, ekstrak bunga, sumber kecantikan.Serbuk
bunga pinus mengandung berbagai senyawa yang dapat meningkatkan imunitas tubuh,
sehingga aktivitas sistem imunitas tubuh nyata bertambah, juga berkhasiat untuk
membasmi berbagai penyebab penyakit, dengan demikian dapat secara menyeluruh
meningkatkan daya melawan penyakit, berkhasiat menurunkan persentase timbulnya
infeksi, tumor dan penyakit imunitas
8.
Pohon Karet
Tanaman karet berasal dari bahasa latin
yang bernama Hevea braziliensis yang berasal dari Negara Brazil Tanaman ini merupakan sumber
utama bahan tanaman karet alam dunia.
Ø
Ciri – ciri
tanaman karet adalah :
·
Tanaman karet
merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon
dewasa mencapai 15-25 meter.
·
Batang tanaman
biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas.
·
Daun karet
terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun
utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya
terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun
karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya
rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji
biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar
dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang
khas.
·
Sesuai
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini
mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Lebih lengkapnya,
struktur botani tanaman karet.
9.
Tanaman Semanggi
Ø
Ciri – Ciri
tanaman Semanggi adalah :
·
Semanggi merupakan tanaman semak, menjalar,
panjang ± 25 cm.
·
Mempunyai struktur yang berbeda dengan paku
jenis lainnya. Anggotanya semuanya heterospor.
·
Tumbuhan
ini hidup di lingkungan berlumpur, tanah lembab atau tempat berair.
·
Daunnya terdiri dari 4 anak daun dan tahan
terhadap kekeringan.
·
Sporokarpnya yang berbentuk seperti kacang merah
akan tetap mampu tumbuh setelah penyimpanan kering selama 100 tahun.
·
Biasanya semanggi dapat di temukan di
sawah,selokan dan genangan air dangkal.
·
Akar semanggi berupa akar serabut,berwarna putih
buram atau abu-abu.
Ø
Manfaat Tanaman Semanggi adalah :
Semanggi (Marsilea crenata), merupakan salah satu
tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai sayur.
Marsilea crenata Presl.yang
dikenal oleh masyarakat sebagai semanggi masih belum banyak dikenal sebagai
tanaman obat, tetapi semanggi adalah tanaman yang memiliki khasiat
sebagai peluruh air seni. Kandungan yang terdapat dalam semanggi antara lain
sap
onin dan polifenol.
B. Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis fauna yang ada di Coban Rondo
1.
Serangga Tonggoret/Gareng Pung
Tonggeret adalah sebutan untuk segala jenis serangga anggota subordo Cicadomorpha,
ordo Hemiptera. Serangga ini dikenal dari banyak anggotanya yang
mengeluarkan suara nyaring dari pepohonan dan berlangsung lama. Selain
tonggeret, nama lain juga dikenal, biasanya dikaitkan dengan pola suara yang
dihasilkan. Orang Sunda menyebutnya cengreret, orang Jawa menyebutnya garengpung
atau uir-uir, tergantung suara yang dikeluarkan.
Serangga ini
mempunyai sepasang mata faset
yang letaknya terpisah jauh di kepalanya dan biasanya juga memiliki sayap yang
tembus pandang. Bentuknya kadang-kadang seperti lalat yang besar, meskipun ada
tonggeret yang berukuran kecil. Tonggeret hidup di daerah beriklim sedang
hingga tropis dan sangat mudah dikenali di antara serangga lainnya, terutama
karena tubuhnya yang besar dan akustik luar biasa yang dihasilkan dari alat
penghasil suara di bawah sayapnya.
Banyak tonggeret
memiliki daur hidup yang dipengaruhi musim. Di Indonesia, suara tonggeret
garengpung yang nyaring akan muncul di akhir musim penghujan, saat serangga ini mencapai tahap dewasa,
keluar dari bawah permukaan tanah untuk melakukan ritual musim kawin.
Uir-uir dewasa baru keluar dari tanah di awal musim penghujan. Seusai kawin,
betina meletakkan telur di tanah dan serangga ini mati.
2.
Burung
gereja ( Sparrow )
Ø Klasifikasi Burung gereja
Sparrow (burung
gereja) adalah : Jenis burung pipit kecil
yang berasal dari keluarga Passeridae. Burung-burung ini mendiami
kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Sparrow merupakan burung yang jinak
dari semua burung liar. Pada umumnya, burung gereja berbentuk kecil, berwarna
coklat-kelabu, gemuk, berekor pendek, dan memliki paruh yang kuat. Makanan
burung ini adalah biji dan serangga kecil.
Pada awalnya, sparrow berasal dari Eropa, Afrika, dan Asia, kemudian burung ini
disebarkan ke Australia dan Amerika oleh
penduduk. Saat ini House Sparrow
(jenis burung gereja) lebih banyak ditemukan Amerika Utara, Australia, dan Amerika Selatan.
Ø Ciri-cirinya
burung gereja :
·
Atas kepala coklat, dada hinga ujung ekor coklat
keputihan
·
Pipi
berwarna putijh dan ada lingkaran hitam bulu di tenggorokan berwarna hitam.
·
Sayap berwarna coklat dengan garis hitam dan
putih
·
Burung ini lebih banyak tingggal di rumah-rumah
dan biasanya bersarang di lubang genting. Burung ini biasanya bertelur 2 – 4
butir. Lingkaran hitam di pipi burung ini seakan – akan itu adalah mata dari
burung ini.
·
3. Kupu –
Kupu
Ø Klasifikasi
Kupu – Kupu
Kupu-kupu dan ngengat merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Secara
sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan
waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya.
Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal),
sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu
beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan
membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang,
ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan
ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan
pegangan yang pasti. (Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa
dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini
belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis
(Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak
berbahaya bagi manusia.
4. Belalang
Ø Klasifikasi
Serangga
Serangga ini memiliki antena yang
hampir selalu lebih pendek tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang
biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (
disebut stridulasi ), atau karena
kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat
yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan
untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang
jantan.
Ø Ciri – Ciri belalang
·
Pada fase hidup menyendiri,
Belalang jantan mempunyai ukuran panjang 30 – 40 mm dan betina 30 – 70 mm.
·
Fase berkelompok, ukuran
pejantan lebih besar yaitu 42 - 45 mm dan betina 37 - 60 mm.
·
kulit Belalang ini beraneka
warna, di mana Belalang dewasa berwana hijau keabu-abuan sampai
kehitam-hitaman. Namun Belalang muda berwarna kehitam-hitaman dan kehijauan
(tergantung fasenya).
·
Bentuk sayap berbintik-bintik.
Belalang (Locusta sp) ini menyerang tanaman tergantung pada
keadaan iklim (terutama musim kemarau atau kering). Belalang (Locusta, sp) ini
dapat hidup terpisah-pisah seperti di Sulawesi, Kalimantan dan Irian Jaya
tetapi dari Philipina kadang-kadang datang secara berkelompok.
Siklus hidup dari telur ke telur mencapai 70 - 110 hari, dengan masa inkubasi telur 15 hari, 30 - 50 hari untuk stadia larva dan aktivitas serangga dewasa dapat berlangsung sampai 50 hari. Telur-telur diletakkan pada permukaan tanah yang tidak tertutup. Belalang betina mampu bertelur sampai 200 butir pada 7 - 8 tempat. Pada serangan yang parah (hebat) keberadaan musuh alami belum dapat mengendalikan Belalang ini.
Siklus hidup dari telur ke telur mencapai 70 - 110 hari, dengan masa inkubasi telur 15 hari, 30 - 50 hari untuk stadia larva dan aktivitas serangga dewasa dapat berlangsung sampai 50 hari. Telur-telur diletakkan pada permukaan tanah yang tidak tertutup. Belalang betina mampu bertelur sampai 200 butir pada 7 - 8 tempat. Pada serangan yang parah (hebat) keberadaan musuh alami belum dapat mengendalikan Belalang ini.
5. Laba – Laba
Ø Klasifikasi Laba -
Laba
Laba – laba adalah Sejenis hewan berbuku – buku ( antropoda )
dengan 2 segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan
tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae, dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau -
semuanya berkaki delapan - dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebutarachnologi.
Laba-laba
merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal.
Mangsa utamanya adalah serangga.
Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku
Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisamelalui sepasang
taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu
spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan
manusia.
Tidak
semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi
semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang
tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian
belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan
laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat
kantung telur, melindungi lubang
sarang, dan lain-lain.
Tak
seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua.
Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan
gabungan dari kepala dan dada (thorax).
Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opithosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung
tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat
pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang
bertaring besar (disebutchelicera),
terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang
disebut pedipalpus. Pada
beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan
berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.
Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut
laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya
E.
AKTIVITAS MANUSIA DI
COBAN RONDO
Coban Rondo merupakan sebuah daerah pariwisata,
di daerah ini terdapat air terjun dan
sebuah tempat perkemahan atau lokasi yang tepat untuk outbond. Banyak para
wisatawan yang berkunjung ke wisata Coban Rondo untuk berefreshing. Biasanya
tempat wisata ini ramai pada hari liburan dan weekend karena banyaknya
pengunjung yang berdatangan ke lokasi air terjun dan outbond di kawasan Coban
Rondo.
Masyarakat sekitar yang tinggal di wilayah
Coban Rondo juga ikut serta dalam merawat dan menjaga keasrian serta keindahan
agar dapat memberikan kenyamanan kepada para wisatawan yang berkunjung di
wilayah tersebut. Tidak hanya itu, masyarakat juga memanfaatkan daerah wisata
Coban Rondo sebagai tempat untuk bermata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Penduduk sekitar banyak yang berjualan di daerah Coban
Rondo, disana banyak terdapat warung- warung nasi dan toko yang menjual pernak pernik atau souvenir.